Bangga rasanya memiliki darah tanah air tercinta ini. Keberagaman suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia menjadikan negeri ini kaya akan budaya dan bahasa. Hal tersebut membawa dampak positif bagi tanah air, selain terus dikembangkan menjadi tujuan wisata, keanekaragaman budaya ini membuat Indonesia mempunyai banyak festival budaya yang unik dan menarik untuk bisa disaksikan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dari sekian banyak festival budaya yang ada di tanah air, berikut adalah sebagian festival budaya terbaik yang berhasil menarik perhatian wisatawan dari negara lain.
1. Festival Erau Kertanegara di Kalimantan Timur
Di setiap pertengahan tahun, tepatnya bulan Juni Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menjadi sangat ramai. Pasalnya pada bulan tersebut kerap diadakan sebuah festival yang dinamakan Festival Erau. Erau sendiri berasal dari Bahasa Kutai yaitu eroh yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut dalam arti: banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan.
Festival ini dibuat sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Kutai Kartanegara dan pemerintah daerah dalam kegiatan melakukan pembangunan yang telah berlangsung sejak abad ke-13. Yang membuat perayaan ini semakin seru yakni biasanya juga diadakan pesta kembang api yang raksasa di Pulau Kumala pada malam hari. Ratusan ribu orang berkumpul untuk menyaksikan indahnya warna-warni yang menghiasi langit dari tepi sungai Mahakam.
2. Festival Karapan Sapi dari Madura
Karapan Sapi merupakan acara permainan khas masyarakat Madura, Jawa Timur yang digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September, dan akan dilombakan lagi pada final di akhir bulan September atau Oktober. Pada perlombaan ini, sepasang sapi menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Lintasan pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.
Untuk masyarakat Madura, karapan sapi bukan sekadar sebuah pesta rakyat yang perayaannya digelar setiap tahun. Kerapan Sapi merupakan pesta rakyat yang dilaksanakan ketika hasil panen padi atau tembakau menuai sukses. Bagi masyarakat lokal, Karapan Sapi, mempunyai peran di berbagai bidang.
Misalnya di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).
Menurut mereka, karapan sapi juga bukan hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Karapan sapi merupakan kebanggaan yang akan mengangkat martabat di masyarakat.
3. Festival Budaya Nias
Biasanya, Ya’ahowu Nias Festival atau Ya’ahowu Cultural Festival digelar selama 6 hari di wilayah kota Gunungsitoli. Meski populer, festival budaya ini tergolong tidak terlalu mewah. Meski begitu, para pengisi acara biasanya membuat suasana festival terlihat megah yakni memamerkan tarian tradisional seperti, Foluaya (tari perang), Maena, Tari Moyo, Barongsai dan lain-lain.
Untuk menambah keseruan, di festival Ya’ahowu juga sering menampilkan berbagai tradisi dari wilayah lain, seperti Aceh, Tionghoa, Minang, dan Batak. Di tahun 2019, Ya’ahowu Cultural Festival di selenggarakan di Lapangan Tetesua, Sirombu, Kabupaten Nias barat.
Puncak acaranya sendiri digelar di Lapangan Merdeka Lahomi dan Pantai Indah Sirombu, Nias Barat, Sumatera Utara. Menurut Bupati Kabupaten Nias Barat, Faduhusi Daely, kepada salah satu media lokal di Nias, festival budaya Ya’ahowu diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Nias.
Hanya di Pulau Nias kamu bisa melihat atraksi unik, melompat batu. Atraksi budaya unik ini berhasil memikat para wisatawan internasional maupun wisatawan lokal untuk datang berkunjung ke Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya yang mempesona.
Atraksi Lompat Batu dari Pulau Nias ini bisa disaksikan ketika Festival Budaya Nias yang biasanya diadakan pada bulan agustus di Desa Bawomataluo. Desa ini sudah didaftarkan World Heritage di Unesco sejak 2009 sebagai warisan budaya dari Indonesia. Desa ini merupakan desa budaya yang cukup dikenal di Nias Selatan.
Lompat batu ini telah menjadi ikon wisata dari Pulau Nias dan pernah diabadikan dalam gambar dalam pecahan uang kertas seribu rupiah di Indonesia pada tahun 1992. Atraksi ini telah menjadi atraksi wisata di Pulau Nias. Di masa lalu, lompat batu ini sengaja diciptakan untuk menguji keberanian anak laki-laki di Nias yang telah memasuki gerbang kedewasaan. Lelaki yang berhasil melompati susunan batu dinilai telah dewasa dan layak untuk berperang.
4. Festival adat Pemakaman di Tana Toraja
Tidak perlu ke luar negeri untuk melihat ritual kematian. Di tanah air tepatnya di Tana Toraja juga memiliki adat kebudayaan Tana Toraja yang sampai detik ini masih terjaga dan dijalani, yaitu upacara kematian atau yang biasa disebut Rambu Solo.
Upacara adat Rambu Solo adalah salah satu ritual adat kematian di Tana Toraja yang mengandung makna mengantarkan arwah yang meninggal hingga ketujuannya yakni alam roh. Ritual ini berhasil menjadi magnet yang sangat kuat bagi para wisatawan lokal dan mancanegara.
Upacara ini biasanya digelar oleh masyarakat yang terbilang mampu, cukup tersohor, keturunan raja atau orang yang berpengaruh dalam adat tersebut. Pesta yang digelar terbilang sangatlah mewah, karena dalam pelaksanaannya memakan waktu yang berhari-hari.
5. Festival Teluk Jailolo
Jailolo atau Gilolo adalah nama lain yang diberikan penduduk setempat untuk Pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara. Sama dengan wilayah eksotis lainnya, di pulai ini juga digelar Festival Teluk Jailolo yang merupakan festival tahunan dan didukung komunitas budaya, pemerintah daerah, dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.
Festival ini sering kali terbilang sangat suksestiap tahunnya, dimana semua komunitas budaya di Pulau Jailolo dan sekitarnya ikut berpartisipasi. Beragam tradisi unik hadir dalam festival ini termasuk teater dengan konsep panggung di atas laut yang menjadi ciri khas festival Teluk Jailolo.
Acara ini melibatkan ratusan penduduk Halmahera Barat yang terdiri dari anak-anak sekolah, nelayan, dan petani. Pengunjung yang datang untuk menikmati kemeriahannya dijamin tidak akan menyesal. Tidak hanya disajikan dengan kebudayaan saja, panorama berhiaskan langit biru yang membentang, gugusan tebing megah, hamparan laut jernih, serta pasir hitam lembut menjadi pemandangan yang dapat menyegarkan mata sepanjang hari.